Kamis, 27 Agustus 2009.
Lagu "Aku Lilin Kecil" adalah lagu performa ke dua saya di depan publik. Lagu ini saya mainkan waktu perayaan Natal 2008 di Immanuel untuk mengiringi anak-anak balita. Lagunya simple n mudah ya heee.... apalagi buat yang pro, tapi tau ngak bagaimana perasaan pemain pemula seperti saya saat tampil di panggung, begini kisahnya ...
Waktu menjelang tampil, hati saya benar-benar berdebar-debar, walaupun waktu buat latihan lagu ini sudah cukup kurang lebih 1 bulan, dan selalu dimainkan ketika sekolah minggu untuk mempersiapkan anak-anak juga.
Aku benar-benar panas-dingin di buatnya, aku berdoa dan berusaha untuk tetap tenang dengan mendengar khotbah Natal saat itu, lumayan bisa membantu 50%. Akhirnya tibalah waktu tampil. Aku sempat berpikir "ah.. anak-anak aja berani kenapa saya musti takut, kalau begitu aku temani dan sertai anak-anak ini." Akhirnya majulah saya dengan pasrah, aku rasa banyak pasangan mata melihat ke panggung, untung aku di sudut atau di tempat pemain musik.
Yap, tanda mulai sudah di beri dan nada pertama sudah saya tekan, artinya iringan sudah di mulai dan sudah tidak bisa atau boleh berhenti lagi sampai lagu selesai, tidak bisa seperti waktu latihan, " eh nanti dulu, atau eh tunggu dulu aku belum siap" terus diulang-ulang, kalau startnya kurang bagus.
Susunan iringannya, pertama intro dulu terus mengiringi nyanyi anak-anak 2 kali, terus main solo karena anak akan bergerak dan menari, kemudian ending dengan nyanyi lagi dengan iringan puncak.
Waktu main aduh perasaan
teh teu paruguh, aku sempat lost beberapa bar ketika ulangan kedua karena aku mencoba beberapa teknik irigan, sebenarnya sangat bagus dan indah hanya karena agak kurang konsen jadi lost, tapi untung saya bisa mendengar anak-anak menyanyi akhirnya bisa saya cegat lagi kord-nya hee... hee... seru juga ya kayak main akrobat menegangkan.
Pas solo, wah... jangan diragukan mainnya bagus, lho kok bisa mainnya bagus, padahal semua pendengaran pasti tertuju ke musiknya, kalau ada yang terpeleset atau lost wah pasti tidak akan bisa bersembunyi lagi di balik vokal.
Puji TUHAN, bisa saya selesaikan solo-nya, akhirnya tibalah iriangan puncaknya... dan ending. Lho tidak ada yang tepuk tangan ? Oh ada, hanya tepuk tanganya agak terlambat saja gitu lho dan tidak riuh hee.. hee.., ah sedih deh...
Akhirnya aku keluar dari ruang kebaktian dengan perasaan sedih dan kecewa karena tidak bisa memainkan best performace saya, walaupun acara masih berlangsung. Ya, sekedar untuk menenangkan diri. Eh waktu aku keluar dari pintu utama, tau ga ? Aku disambut meriah sekali sama anak-anak seperti bintang tenar saja, mereka senang sekali dan mereka kecil-kecil, aku salami mereka satu persatu, ada juga yang sun lause-nya hee... heee..
Akhirnya aku sadar, inilah inti dari pelayanan ini dan berkat sebenarnya yang terpendam yang telah TUHAN berikan kepada saya. PUJI TUHAN. Waktu aku tulis blog ini aku pun tersenyum senyum mengingat masa-masa itu, sugguh indah. Terima Kasih TUHAN YESUS, aku juga mau menjadi lilin yang menerangi.